Maluku Mural Festival 2018 Bantu Serukan Masalah Sosial Kebudayaan

Maluku Mural Festival 2018 Bantu Serukan Masalah Sosial Kebudayaan

Juni 9, 2018 0 By admin

AMBON,FM.com– Pemerintah Provinsi Maluku melalui Biro Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Sekretaris Daerah (Setda) Maluku menyelenggarakan
Maluku Mural Festival 2018 (MMF ’18).

Kegiatan yang baru pertama kali diselenggaraan di Maluku ini, berlangsung selama dua tahap, yaitu pembekalan peserta pada bertempat di Kantor Gubernur dan pelaksanaan Festival Mural pada tanggal 8-10 juni 2018 di kawasan Perigilima Ambon, di bawah sorotan tema “Hak Asasi Manusia Dalam Prespekti Budaya Maluku”.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Maluku Zeth Sahuburua dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten II Bidang Kesejahteraan Sosial dan Administrasi Setda Maluku, Marice Lopulalan, sebelum membuka MMF ’18, yang berlangsung di halaman Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Maluku, Jumat (8/6),memberikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan Festival Seni Mural ini.

“MMF ’18 adalah festival mural perdana yang diadakan oleh Pemprov Maluku dan diupayakan dapat terselenggara secara berkelanjutan atas inisiati seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dengan melibatkan potensi anak daerah pelaku mural,” ujarnya.

Dirinya menilai kegiatan ini sangat penting dan memiliki makna yang strategis sebagai media untuk menyerukan atau menyebarluaskan isu sosial budaya di Maluku dalam kerangka penegakan dan pemajuan Hak Asasi Manusia.

Selain itu, dia katakan, kegiatan ini juga menjadi motivasi bagi pelaku seni rupa khususnya pemural untuk berkarya dan berkontribusi, baik secara individu maupun bersama-sama dalam upaya dan memelihara warisan budaya dan kearian lokal di Maluku dari generasi ke generasi, melalui karya seni visual yang nyata dan berkelanjutan.

“Perlu diketahui bersama bahwa mural adalah cabang seni lukis yang menggunakan media berukuran luas atau besar dan bersifat permanen,” tuturnya.

Dijelaskannya, mural dikenal sebagai seni publik karena lokasi keberadaannya. Kini mural telah menjadi media ekspresi alternatif bagi para seniman yang menyalurkan aspirasi langsung kepada masyarakat, sehingga mural tidak hanya berfungsi menggambarkan keindahan, namun juga mengandalkan kondisi sosial yang bergojolak di masyarakat.

Dirinya berharap MMF ’18 dapat ikut mendorong percepatan pembangunan di Provinsi Maluku sesuai visi misi Pemprov Maluku yang inovatif dan kreatif khususnya pada sektor pariwisata, pendidikan dan kebudayaan serta kepemudaan.

Sementara itu, ketua Panitia MMF 18 R.J, Engko dalam laporanna, mengatakan MMF ’18 melibatkan 45 pemural yang tergabung dalam 21 tim berasa dari Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Maluku Tenggara.

Sementara narasumber sekaligus bertindak sebagai dewan juri pada event ini, menurut dia, yakni seniman mural proesional asal Yogyakarta Samuel Indratama dan budayawan Maluku yang juga Dosen IAIN Ambon Dr Abidin Wakano.

Engko berharap, MMF dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang HAM, meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat Maluku dan pemerintah tentang pentingnya peranan seni dalam kehidupan sosial, kebudayaan, kepariwisataan dan kepemudaan serta memberdayakan potensi pelaku seni rupa di Maluku dalam rangka pengembangan seni rupa di daerah ini.(EL)